Penulis : Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A.
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Prenamedia Group
BAB II
SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM
A. SUMBER-SUMBER
KOMUNIKASI ISLAM
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an
ditinjau dari segi etimologis merupakan bentuk mashdar Qara’a , Yaqra’u , Qira’atan , Wa Quranan.
Kata Qara’a berarti menghimpun dan menyatukan. Menurut bahasa, Al Qur’an adalah
himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat
menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf Al-Qur’an. Ketika sudah turun menjadi Al-Qur’an susunan
huruf tersebut tidak hanya mengandung makna tetapi mengandung mukjizat yang
tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Kehebatan Al-Qur’an yang tidak bisa
ditandingi oleh apapun itu yang disebut dengan mukjizat. Dan Al-Qur’an adalah
mukjizat terbesar dan abadi yang di anugerahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW.
Al-Qur’an
didefinsikan sebagai “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada
Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan kepada
Rasulullah SAW yang tertulis dalam mushaf diturunkan ke generasi berikutnya
secara mutawatir ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar”.
Definisi di atas mengandung lima makna
penting :
·
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang Maha Mulia dan
Maha Agung
·
Al-Qur’an adalah mukjizat yang tidak ada kata dan
bacaan yang menandinginya.
· Al-Qur’an itu diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu
kedalam hatinya melalui malaikat Jibril .
·
Al-Qur’an disampaikan secara mutawatir.
· Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah, bahkan setiap huruf
diganjaar oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.Fungsi Al-Qur’an:
1) Al-Qur’an sebagai Huda (Petunjuk)
Al-Qur’an sebagai petunjuk disebutkan
banyak sekali dalam Al-Qur’an. Allah Berfirman : “ Sesungguhnya al-qur’an ini
memeberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira
kepada orang-orang mukmin dan mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada
pahala yag besar “ (QS. Al-‘Israa’:9).
2) Al-Qur’an sebagai Furqan
Al-Qur’an juga memiliki sifat al-furqan (pembeda).
Al-qur’an memang diturunkan untuk
mempertegas hal-hal yang tidak disepakati oleh manusia, yaitu penentuan mana
yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT berfirman: “(beberapa hari ini yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS.
Al-Baqarah:185).
3) Al-Qur’an sebagai Syifa’
Syifa berarti obat. Sakit biasanya
disebabkan oleh bertemunya dua faktor pada diri seseorang yakni faktor
melemahnya kondisi tubuh dan adanya faktor pemicu dari luar diri. Seperti
tubuh, hati juga akan mengalami sakit oleh dua kondisi. Jika iman sedang lemah
dan godaan di luar besar, biasanya hati akan hancur lebur. Rasulullah SAW menjamin
bahwa Allah tidak menurunkan satu penyakitpun dimuka bumi ini keculi menurunkan
juga obatnya. Salah satu obat yang Allah persiapkan untuk manusia adalah Al
Quran. Fungsi Al Quran sebagai obat sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman“ (QS. Yunus :57).
4) Al-Qur’an sebagai Rahmat
Diantara bentuk kasih sayang Allah yang
paling besar kepada manusia adalah diturunkannya Al-Qur’an. Allah berfirman :
“Tuhan yang Maha Pemurah , yang telah
mengajarkan Al Quran “ (QS. Ar Rahman :1-2)
Kata rahmah, marhamah ,dan rahun
mengandung beberapa pengertian, di antaranya dipakai untuk makna kelembutan
(riqqah), empati (ta’athuf), memberikan maaf (maghfirah),
penyayang (hanan), kenabian, rezeki, dan lokasi yang subur.
Ayat-ayat yang terkait dengan Komunikasi:
1) Ayat tentang Hiwar dan Jidal (QS.
Al- Mujaadilah:1)
2) Ayat tentang Bayan (QS.
Ar-Rahmaan:1-4)
3) Ayat tentang Tadzkir (QS. Al-A’la:9)
4) Ayat tentang Tabligh (QS.
Al-Ma’idah:67)
5) Ayat tentang Busyra (QS. Yunus:62-64)
6) Ayat tentang Indzar (QS. Ar-Ra’d:7)
7) Ayat tentang Ta’aruf (QS.
Al-Hujurat:13)
8) Ayat tentang Tawashi (QS.
Al-Baqarah:133)
2. As-Sunnah
Arti
dasar kata As-Sunnah yang berkaitan erat dengan Hadis berkisar pada dua makna
berikut:
1) Al-Sirah au
al-Thariqah, Hasanah am Sayyiah. Sirah dan Thariqah
yang berarti jalan kehidupan atau metode, yang baik ataupun yang buruk.
2) Al-thariqah
al-mahmudah al-mustaqimah, yaitu jalan kehidupan atau metode yang lurus dan terpuji.
Makna
pertama adalah makna umum yang mencakup segala bentuk jalan kehidupan,
cara/metode yang baik. Makna kedua memiliki pengkhususan hanya pada hal-hal
yang bersifat baik dan terpuji saja.
Fungsi
Sunnah adalah sebagai tafsir bagi Al- Qur’an, mengungkapkan rahasia yang
dikandungnya dan menjelaskan kehendak Allah SWT dalam perintah-perintah-Nya
atau larangan-larangan-Nya.
Sumber
dan referensi yang paling sering dijadikan dalam bidang Hadis adlah:
1) Shahih al-Bukhari oleh Abu Abdillah
Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah al-ju’fi al-Bukhari (194 H-256 H).
2) Shahih Muslim oleh Muslim ibn al-Hajjaj ibn
Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi (202H-261H).
3) Sunan Abu Dawud oleh Abu Daud Sulaiman bin
Al-Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syihab bin Amar bin’Amran al-Azdi
as-Sijistani (202H-275H).
4) Sunan al-Nasa’I oleh Abu Abdurahman Ahmad
ibn Syu’aib ibn Ali ibn Abi Bakar ibn Sinan an-Nasa’I (215H-303H).
5) Sunan Tirmidzi oleh Imam Al-Hafiz Abu Isa
Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Al-Dahhak As-Sulami Al-Tirmizi
(209H-279H).
6) Sunan Ibnu Majah oleh al-Imam al-Hafidz Abu
Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Quzwaini ibn Abdillah ibn Majah al-Qazwini
(207H-275H).
3. Kitab-kitab Para Ulama
1) Kitab Ihya’ Ulumuddin
Karya Imam Abu Hamid Al-Ghazali membahas tentang
Afat al-Lisan (penyakit lisan).
2) Minhaj Al-Qashidin
Kitab karya Al-Maqdisi ini juga ada yang
membahas tentang Afat al-Lisan (penyakit lisan).
3) Riyadhus shalihin
Karya Imam Nawawi membahas banyak masalah. Diantaranya
terkait dengan masalah komunikasi adalah bab tentang al-shidq (kejujuran)
nasihat, memperbanyak jalan berbuat kebaikan, dan lain lain.
4) Kitab Afat
Al-Lisan fi Dhau Al-Qur’an wa as-Sunnah
Karya Said bin Ali bin Wahf Qahthani. Membahas
tentang gossip (ghibah) dan adu domba (namimah), tentang lisan
yang kotor dan sebagainya.
5) Adab al
lisan karya Abu Anas Majib al-Nabkani
Kitab ini membahas etika manusia dalam
menggunakan lidah.
4. Ilmu Komunikasi
Menurut
Berger & Chafee (1987) Ilmu Komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap
produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambing melalui
pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan
menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem
tanda dan lambang. Secara umum Ilmu Komunikasi adalah pengetahuan tentang
peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem,
proses, dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis,
serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Dalam membangun ilmu
komunikasi islam kita sangat memerlukan ilmu komunikasi umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar