RESUME BUKU: Komunikasi Islam BAB 2

Buku : Komunikasi Islam (278 hlm)

Penulis : Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A. 
Tahun Terbit : 2015
Penerbit : Prenamedia Group



BAB II
SUMBER ILMU KOMUNIKASI ISLAM
       A.    SUMBER-SUMBER KOMUNIKASI ISLAM
1.      Al-Qur’an
      Al-Qur’an ditinjau dari segi etimologis merupakan bentuk mashdar  Qara’a , Yaqra’u , Qira’atan , Wa Quranan. Kata Qara’a berarti menghimpun dan menyatukan. Menurut bahasa, Al Qur’an adalah himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf Al-Qur’an.  Ketika sudah turun menjadi Al-Qur’an susunan huruf tersebut tidak hanya mengandung makna tetapi mengandung mukjizat yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Kehebatan Al-Qur’an yang tidak bisa ditandingi oleh apapun itu yang disebut dengan mukjizat. Dan Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar dan abadi yang di anugerahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
      Al-Qur’an didefinsikan sebagai “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada Rasulullah yang tidak mungkin bisa ditandingi oleh manusia, diturunkan kepada Rasulullah SAW yang tertulis dalam mushaf diturunkan ke generasi berikutnya secara mutawatir ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar”.
Definisi di atas mengandung lima makna penting :
·     Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang Maha Mulia dan Maha Agung
·     Al-Qur’an adalah mukjizat yang tidak ada kata dan bacaan yang menandinginya.
·  Al-Qur’an itu diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW yaitu kedalam hatinya melalui malaikat Jibril .
·     Al-Qur’an disampaikan secara mutawatir.
·  Membaca Al-Qur’an bernilai ibadah, bahkan setiap huruf diganjaar oleh Allah dengan sepuluh kebaikan.Fungsi Al-Qur’an:
1)    Al-Qur’an sebagai Huda (Petunjuk)
Al-Qur’an sebagai petunjuk disebutkan banyak sekali dalam Al-Qur’an. Allah Berfirman : “ Sesungguhnya al-qur’an ini memeberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin dan mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yag besar “ (QS. Al-‘Israa’:9).
2)     Al-Qur’an sebagai Furqan
Al-Qur’an juga memiliki sifat al-furqan (pembeda). Al-qur’an  memang diturunkan untuk mempertegas hal-hal yang tidak disepakati oleh manusia, yaitu penentuan mana yang baik dan mana yang buruk. Allah SWT berfirman: “(beberapa hari ini yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)” (QS. Al-Baqarah:185).
3)     Al-Qur’an sebagai Syifa’
Syifa berarti obat. Sakit biasanya disebabkan oleh bertemunya dua faktor pada diri seseorang yakni faktor melemahnya kondisi tubuh dan adanya faktor pemicu dari luar diri. Seperti tubuh, hati juga akan mengalami sakit oleh dua kondisi. Jika iman sedang lemah dan godaan di luar besar, biasanya hati akan hancur lebur. Rasulullah SAW menjamin bahwa Allah tidak menurunkan satu penyakitpun dimuka bumi ini keculi menurunkan juga obatnya. Salah satu obat yang Allah persiapkan untuk manusia adalah Al Quran. Fungsi Al Quran sebagai obat sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman“ (QS. Yunus :57).
4)      Al-Qur’an sebagai Rahmat
Diantara bentuk kasih sayang Allah yang paling besar kepada manusia adalah diturunkannya Al-Qur’an. Allah berfirman :
“Tuhan yang Maha Pemurah , yang telah mengajarkan Al Quran “ (QS. Ar Rahman :1-2)
Kata rahmah, marhamah ,dan rahun mengandung beberapa pengertian, di antaranya dipakai untuk makna kelembutan (riqqah), empati (ta’athuf), memberikan maaf (maghfirah), penyayang (hanan), kenabian, rezeki, dan lokasi yang subur.
Ayat-ayat yang terkait dengan Komunikasi:
1)      Ayat tentang Hiwar dan Jidal (QS. Al- Mujaadilah:1)
2)      Ayat tentang Bayan (QS. Ar-Rahmaan:1-4)
3)      Ayat tentang Tadzkir (QS. Al-A’la:9)
4)      Ayat tentang Tabligh (QS. Al-Ma’idah:67)
5)      Ayat tentang Busyra (QS. Yunus:62-64)
6)      Ayat tentang Indzar (QS. Ar-Ra’d:7)
7)      Ayat tentang Ta’aruf (QS. Al-Hujurat:13)
8)      Ayat tentang Tawashi (QS. Al-Baqarah:133)
2.      As-Sunnah
      Arti dasar kata As-Sunnah yang berkaitan erat dengan Hadis berkisar pada dua makna berikut:
1)      Al-Sirah au al-Thariqah, Hasanah am Sayyiah. Sirah  dan Thariqah yang berarti jalan kehidupan atau metode, yang baik ataupun yang buruk.
2)     Al-thariqah al-mahmudah al-mustaqimah, yaitu jalan kehidupan atau metode yang lurus dan terpuji.
      Makna pertama adalah makna umum yang mencakup segala bentuk jalan kehidupan, cara/metode yang baik. Makna kedua memiliki pengkhususan hanya pada hal-hal yang bersifat baik dan terpuji saja.
      Fungsi Sunnah adalah sebagai tafsir bagi Al- Qur’an, mengungkapkan rahasia yang dikandungnya dan menjelaskan kehendak Allah SWT dalam perintah-perintah-Nya atau larangan-larangan-Nya.
      Sumber dan referensi yang paling sering dijadikan dalam bidang Hadis adlah:
1)      Shahih al-Bukhari oleh Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Mughirah al-ju’fi al-Bukhari (194 H-256 H).
2)      Shahih Muslim oleh Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim al-Qusyairi al-Naisaburi (202H-261H).
3)      Sunan Abu Dawud oleh Abu Daud Sulaiman bin Al-Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syihab bin Amar bin’Amran al-Azdi as-Sijistani (202H-275H).
4)      Sunan al-Nasa’I oleh Abu Abdurahman Ahmad ibn Syu’aib ibn Ali ibn Abi Bakar ibn Sinan an-Nasa’I (215H-303H).
5)      Sunan Tirmidzi oleh Imam Al-Hafiz Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Al-Dahhak As-Sulami Al-Tirmizi (209H-279H).
6)      Sunan Ibnu Majah oleh al-Imam al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad ibn Yazid al-Quzwaini ibn Abdillah ibn Majah al-Qazwini (207H-275H).
3.      Kitab-kitab Para Ulama
1)      Kitab Ihya’ Ulumuddin
Karya Imam Abu Hamid Al-Ghazali membahas tentang Afat al-Lisan (penyakit lisan).
2)      Minhaj Al-Qashidin
Kitab karya Al-Maqdisi ini juga ada yang membahas tentang Afat al-Lisan (penyakit lisan).
3)      Riyadhus shalihin
Karya Imam Nawawi membahas banyak masalah. Diantaranya terkait dengan masalah komunikasi adalah bab tentang al-shidq (kejujuran) nasihat, memperbanyak jalan berbuat kebaikan, dan lain lain.
4)      Kitab Afat Al-Lisan fi Dhau Al-Qur’an wa as-Sunnah
Karya Said bin Ali bin Wahf Qahthani. Membahas tentang gossip (ghibah) dan adu domba (namimah), tentang lisan yang kotor dan sebagainya.
5)      Adab al lisan karya Abu Anas Majib al-Nabkani
Kitab ini membahas etika manusia dalam menggunakan lidah.
4.      Ilmu Komunikasi
      Menurut Berger & Chafee (1987) Ilmu Komunikasi adalah suatu pengamatan terhadap produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambing melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang. Secara umum Ilmu Komunikasi adalah pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses, dan pengaruhnya yang dapat dilakukan secara rasional dan sistematis, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan. Dalam membangun ilmu komunikasi islam kita sangat memerlukan ilmu komunikasi umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Welcome to Waikiki (으라차차 와이키키) Review DJD

Setelah di awal tahun 2017 lalu, drama korea Voice menjadi drama favoritku.. nah, awal tahun ini ada drama Welcome to Waikiki Welcome to W...